BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang kepribadian,
akan tetapi dalam pembahasan makalah ini hanya akan membahas mengenai teori
kepribadian Humanistic, Maslow, Dan Kelly. Dalam pandangan Humanistik, manusia
bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan
kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Aliran Humanistik
menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia,
disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sebagai ilmu tentang
manusia. Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan
terorganisasi. Kelly meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif dan
kebenaran yang mutlak absolut
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan ini
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Kepribadian Humanistik, dan
Tokohnya?
2. Apa pengertian Teori Kepribadian menurut Abraham Maslow?
3. Apa pengertian Teori Kepribadian Kognitif George A. Kelly?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Teori Kepribadian
Humanistik dan Tokohnya
2. Mengetahui pengertian Teori Kepribadian Abraham Maslow
3. Mengetahui pengertian Teori Kepribadian Kognitif George A.
Kelly
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Kepribadian Humanistik
1. Teori “Person-Centered” Carl Rogers
Carl Roger merupakan tokoh Teori Kepribadian Humanistik, Ia
Lahir di Illinois (1902 – 1988) Ia adalah salah seorang peletak dasar dari
gerakan potensi manusia, yang menekankan perkembangan pribadi melalui latihan
sensitivitas, kelompok pertemuan, dan latihan lainnya yang ditujukan untuk
membantu orang agar memiliki pribadi yang sehat. sejak kecil Ia menerima
penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan nilai agama Protestan. Kelak
kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah mempelajari teologi, ia masuk
Teacher’s College di Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di
Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D.
Rogers bekerja sebagai psikoterapis dan dari profesinya
inilah ia mengembangkan teori Humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan
dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy.
2. Konstruk (Aspek-aspek) Kepribadian
Roger mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu
Organisme dan Self :
1) Organisme
Organisme yaitu makhluk fisik (physical Creature) dengan
semua fungsi-fungsinya, baik fisik maupun psikis, organisme ini merupakan locus
(tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seseorang
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri, dan juga di dunia
luar (external world). Totalitas pengalaman, baik yang disadari maupun tidak,
membangun medan fenomenal (phenomenal field).
2) Self
Self merupakan konstruk utama dalam Teori Kepribadian Rogers,
yang saat ini dikenal dengan Self Concept (konsep diri), Roger mengartikannya
sebagai presepsi tentang karakteristik “I” atau “me” dengan orang lain atau
berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi
tersebut. Diartikan juga sebagai keyakinan “keyakinan tentang kenyataan,
keunikan dan kualitas tingkah laku diri sendiri”. Konsep diri merupakan
gambaran mental tentang diri sendiri, seperti “Saya cantik” dan “Saya seorang
pelajar yang rajin”.
Hubungan antara self concept dengan organisme (actual experience)
terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “Congruance” atau “Incongruance”. Kedua
kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan penyesuaian
(adjustment) dan kesehatan mental (mental health) seseorang.
Sebagaimana ahli Humanistik umumnya, Rogers mendasarkan teori
dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya
yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan
sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai
kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti
kreativitas, inovasi, dan lain-lain. .
B. Teori Kepribadian Abraham Maslow
1) Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu merupakan
kesatuan yang terpadu dan terorganisasi. Pernyataan ini hampir menjadi aksioma
yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan diabaikan
tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu disadarkan
kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun suatu
teori motivasi yang sehat.
2) Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi
saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan
ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan
terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan
tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima
karakteristik sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling
mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan
makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang
yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan
mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar
berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan.
Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah
kebutuhan yang paling kuat dan mendesak.
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang
digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan
ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan,
kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur,
ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
c. Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan
sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya,
cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada
tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan
tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan
relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia
membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya,
dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan
penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup
kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,
prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua
(eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan,
penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama
baik.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya.
Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut
oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri
sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa
menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya
muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai.
3). Kepribadian sehat menurut Maslow
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian
yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara
penuh (self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self
actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation,
atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang
yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau
deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
Metaneeds
- Sikap percaya
- Bijak dan baik
- Indah (estetis)
- Kesatuan (menyeluruh)
- Energik dan optimis
- Pasti
- Lengkap
- Adil dan altruis
- Berani
- Sederhana (simple)
Metapologis
- tidak percaya, sinis dan skeptic
- benci dan memuakan
- vulgar dan mati rasa
- disintegrasi
- kehilangan semangat hidup,pasif dan pesimis
- kacau dan tidak dapat diprediksi
- tidak lengkap dan tidak tuntas
- suka marah-marah, tidak adil dan egois
- rasa tidak aman dan memerlukan bantuan
- sangat komplek dan membingungkan
Mengenai
self-actualizing person, atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakan
ciri-cirinya sebagai berikut.
1. Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.
2. Menerima dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
3. Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4. Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
5. Bersikap mandiri atau independen.
6. Memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya.
7. Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan.
8. Memiliki minat social, simpati, empati dan altruis.
9. Sangat senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain.
10. Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka).
11. Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri. Diantaranya:
1. Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2. Membantu siswa untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai-nilai
4. Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga
5. Mendorng siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
1. Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.
2. Menerima dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
3. Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4. Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
5. Bersikap mandiri atau independen.
6. Memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya.
7. Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan.
8. Memiliki minat social, simpati, empati dan altruis.
9. Sangat senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain.
10. Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka).
11. Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri. Diantaranya:
1. Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2. Membantu siswa untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai-nilai
4. Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga
5. Mendorng siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
C. Teori kepribadian kognitif George A. Kelly
Kelly meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif dan
kebenaran yang mutlak absolut. Fenomena itu hanya berarti manakala dihubungkan
dengan cara individu mengkonstruksi fenomena tersebut.
1. Pandangannya tentang manusia
Aliran ini memandang manusia sebagai berikut:
a. Manusia adalah scientist yang mencoba untuk memprediksi
dan mengontrol fenomena/tingkah laku. Konsekuensi logis dari pandangan ini
adalahsebagai berikut :
- Manusia itu pada dasarnya berorientasi ke masa depan, yaitu mencapai masa depan yang lebih baik dari masa sekarang.
- Manusia memiliki kemampuan untuk mempresentasikan atau mengkonsep lingkungan dar pada hanya meresponnya..
b. Manusia itu bebas (free) tetapi juga terkungkung
(determined). Sistem konstruk individu dilengkapi dengan kebebasan untuk
mengambil keputusan (freedom of decision) dan keterbatasan bertindak
(limitation of action), sebab dia tidak dapat membuat pilihan di luar
alternatif-alternatif yang telah ditetapkannya.
2. Struktur
kepribadian
Struktur kepribadian manusia adalah sistem konstruknya.
Konstruk merupakan cara menafsirkan dunia/lingkungan. Konstruk merupakan konsep
yang digunakan individu dalam menafsirkan, mengkategorisasikan, dan mempetakan
tingkah laku. Individu mengantisipasi peristiwa dan menafsirkan jawabannya. Dia
mengalami peristiwa dan menafsirkannya, kemudian menempatkan struktur dan
pengertian atas peristiwa tersebut dalam mengamati peristiwa-peristiwa. Kelly
mengukuhkan bahwa konstruk itu tersusun dari dua kutub atau kombinasi
persamaan-perbedaan.
Konstruk-konstruk itu dapat dikategorikan kedalam cara yang
bervariasi, yaitu sebagai beriawkut:
- Core (inti), konstruk dasar dari fungsi individu
- Peripheral (pinggir, luar) konstruk yang dapat dirubah tanpa modifikasi mendasar, serius, dan konstruk inti
- Permeable (dapat ditembus), konstruk yang terbuka, dapat menerima element-element yang baru
- Impermeable (tak tembus/tertutup) konstruk ysng menolak element-element baru
- Verbal, konstruk yang mempunyai simbol kata yang konsisten/ajeg
3. Proses
dinamika kepribadian
Dalam proses dinamika Kelly merumuskan suatu postulat/asumsi, bahwa “proses seseorang secara psikologis dijembatani oleh cara, dia mengantisipasi peristiwa”. Postal tersebut mengimplikasikan bahwa:
• Individu mencari/menyusun prediksi
• Individu mengantisivasi peristiwa
• Individu menggapai masa depan melalui jendela masa kini
4. Perkembangan kepribadian
Kelly menyatakan bahwa konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha mengkonstruksi replikasi (jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang tejadi. Kelly berpendapat bahwa perkembangan itu ditekankan kepada konstruk preverbal pada masa invancy (bayi kanak-kanak) dan penafsiran budaya yang terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami.
5. Psychopatology
Kelly mendefinisikan psychopatology sebagai gangguan fungsi dalam menggunakan sistem konstruk terhadap peristiwa-peristiwa. Gangguan (disorder) dapat diartikan sebagai konstruk pribadi yang digunakan secara berulang-ulang karena perasaan dendam/benci yang tidak valid. Gangguan psikologis adalah gangguan yang melibatkan anxiety (cemas), lebih tepatnya usaha individu yang diulang untuk membangun kembali perasaan, sehingga mampu mengantisipasi peristiwa-peristiwa.
Dalam proses dinamika Kelly merumuskan suatu postulat/asumsi, bahwa “proses seseorang secara psikologis dijembatani oleh cara, dia mengantisipasi peristiwa”. Postal tersebut mengimplikasikan bahwa:
• Individu mencari/menyusun prediksi
• Individu mengantisivasi peristiwa
• Individu menggapai masa depan melalui jendela masa kini
4. Perkembangan kepribadian
Kelly menyatakan bahwa konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha mengkonstruksi replikasi (jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang tejadi. Kelly berpendapat bahwa perkembangan itu ditekankan kepada konstruk preverbal pada masa invancy (bayi kanak-kanak) dan penafsiran budaya yang terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami.
5. Psychopatology
Kelly mendefinisikan psychopatology sebagai gangguan fungsi dalam menggunakan sistem konstruk terhadap peristiwa-peristiwa. Gangguan (disorder) dapat diartikan sebagai konstruk pribadi yang digunakan secara berulang-ulang karena perasaan dendam/benci yang tidak valid. Gangguan psikologis adalah gangguan yang melibatkan anxiety (cemas), lebih tepatnya usaha individu yang diulang untuk membangun kembali perasaan, sehingga mampu mengantisipasi peristiwa-peristiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Ruswandi, Uus, Badrudin. 2010, pengembangan Kepribadian Guru.Bandung: CV. Insan Mandiri.
Yusuf, Samsu. 2008. Teori Kepribadian. Bandung : Rosda Karya
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/humanistik.html
http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/08/kepribadian - sehat - menurut abraham. html
Mba eha pinter nemen yakin
BalasHapus